Rabu, 26 Juni 2019

Lintas gunung Bawakaraeng ke gunung Lompobattang


Kali ini adalah kisah yg sebenarnya terjadi beberapa bulan lalu
Seperti judulnya lintas gunung Bawakaraeng-lompobattang
Jarang sekali ada pendaki gunung yg melakukan pendakian lintas dari gunung Bawakaraeng ke gunung Lompobattang karena ke-pamaliang dengan kata lain tdk baik mendaki dari mulut ke perut, mulut sendiri diibaratkan gunung Bawakaraeng dan perutnya adalah gunung Lompobattang
Bawakaraeng artinya mulut raja/ mulut tuhan
Sedangkan Lompobattang artinya besar perut/ perut besar
Mungkin saja kami adalah orang ke-2 yg melakukan pendakian lintas melawan arus setau saya pribadi tapi entahlah mungkin ada beberapa orang yg sudah melakukan pendakian yg sama.
Lanjut cerita....
Kami melakukan pendakian lewat jalur hijau yg langsung tembus lembah pujangga dimana terdapat pohon jomblo disna kata orang-orang begitu, antara pos 5 dan pos 6
Saat itu adalah hari kelima pencarian salahsatu pendaki gunung yg tersesat yah dia adalah GALIH ANDIKA
Sebenarnya pendakian kami kali ini tak hanya sekedar ingin melakukan lintas gunung tapi kami juga berinisiatif mungkin saja kami tak sengaja akan bertemu GALIH selama pendakian sekalian kami ajak ikut lintas saja.
Etsssss lanjut yahhhh....狼
Target kami kali ini adalah puncak gunung Bawakaraeng untuk camp pertama, dimana disepanjang jalur kami dapati beberapa rombongan pendaki dari beberapa daerah saat itu salah satunya dari kab. Maros
Sesampainya dipos10 puncak gunung Bawakaraeng seperti target awal, kami mendirikan tenda untuk camp disna. Dan akan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Perjalanan kali ini sangatlah santai menurutku krn kami ingin menikmati perjalanan bukan terburu-buru ingin menggapai tujuan.




  • Pagi digunung Bawakaraeng


cuacanya sangat cerah, kudapati beberapa pendaki sudah berfto ria ditranggulasi sana, mataku masih sembab, mukaku sja masih muka bantal wajar baru siuman
Baru bangun bukannya cuci muka malah masak air terus minum kopi狼
Kopiku saat itu belum habis tapi aku ingin menikmati semesta dari tranggulasi sana sambil menikmati kopi yg tinggal setengah gelas itu. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan kesana tapi usahakan cuci muka dulu.
Saat tiba didekat tranggulasi beberapa pendaki menyapa kami, yah mereka salah satu dari rombongan pendaki asal kab.maros
Mereka sudah tau niat kami ini untuk melakukan pendakian lintas dan menegur niat kami katanya PAMALI (tidak baik) klo dari Bawakaraeng ke Lompobattang
Kami hanya tersenyum mendengar kata mereka, niat dan maksud kami baik insyaallah tdk akan terjadi apa-apa
Setelah beberapa saat menikmati ketinggian 2830mdpl itu kami memutuskan untuk kembali ke tenda dgn maksud ingin packing dan melanjutkan perjalanan.

Menuju gunung Lompobattang

  Kami melakukan perjalanan lewat jalur bawah pos 13 gunung Bawakaraeng karena jalur atas pos 13 terjadi longsor diujung jalur sebelum puncak top Bawakaraeng.
Tak berselang lama kami berjalan, jalur yg tadinya terlihat jelas semakin menipis hingga akhirnya tak nampak jelas lagi karena jalur tertutupi rumput liar yg merambat kemana-mana.
Disana terlihat sebuah tali berwarna pada ranting pohon sebagai petunjuk, perjalanan kali ini adalah perjalanan yg bisa dibilang membuka jalur kembali krn Jalurnya tertutup semak2 yg membuatnya sulit dikenali.
Hingga tiba saatnya suatu ketika dimana hal ini sangat membuat saya geleng2 kepala dimana jalur lintas tersebut adalah turunan yg tiada ujungnya.
"ASTAGA KAPANPIH NA HABIS INI TURUNAN, BAGAIMANA MII KALO PULANGKI KE BAWAKARAENG NA TANJAKAN TERUS DIDAPAT, DEHHH" celotehku
"JALANMKI IYYAH" kata lelaki jelek yg bersamaku saat itu.
tak lama kemudian perasaan ini sedikit lebih lega krn kami dapati jalanan datar setelah berjalan diantara turunan yg sangat panjang itu, tapi tak sampai disitu saja, tepat didepan mata kami dapati semak-semak yg sangat lebat hingga kami tak tau akan berjalan kearah mana, lantas majulah lelaki jelek ini menghemas semak belukar yg menghalangi jalan kami....


Sesekali kami merangkak bagaikan tentara yg sedang latihan perang, kadang melompat, kadang manjat karena beberapa pohon besar yang tumbang menutupi jalur, tak lama setelahnya kami dapati hutan rotan yg sesekali mencolok-colek bagian tubuhku, bag cover carrier pun habis tercabik-cabik oleh durinya ahhh sudahlah
Beginilah resikonya.
Berjalan, berjalan, dan berjalan. tampak sebuah sungai dgn air yg sangat jernih suaranya bergemuruh mengikuti arus, kami berjalan ditepian sungai mengikuti petunjuk yg terikat itu... Tak lama setelahnya kami dapati sungai-sungai kecil dengan suara gemericik air yg menggemaskan kurasa, saat itu sudah sore hari hingga kami menemukan sebuah lembah, yahhhhh lembah yg berada dipertengahan antara gunung Bawakaraeng dan gunung Lompobattang dialah lembah KHARISMA
Lembah yang memiliki luas tak seberapa ini adalah lembah yg cukup terkenal dikalangan pendaki lintas merah putih dari gunung Lompobattang ke gunung Bawakaraeng.
akhirnya ditempat inilah kami memutuskan untuk melakukan camp ke2 kami dan akan tembus puncak gunung Lompobattang keesokan harinya.

 Pagi dilembah kharisma

Gerimis...... Pagi-pagi lembah kharisma diserang gerimis kecil yg mendengung ditelinga ku hingga membuatku malas untuk keluar dari sleeping bag (SB) dan bangun dari tempat tidur, lelahku masih terasa, lelah yg begitu nikmat.
Perlahan gerimis itu berhenti... Aku terbangun akhirnya bukan karena gerimisnya yg berhenti tapi karena cacing2 diperutku mulai mengamuk ingin makan uhhhhhh laparrrr.
Clakkk clakkk clakkk akhirnya nyala (Kompornya)
Masak air untuk buat kopi selanjutnya mi instan dgn sayur kol yg tadi dikasi pendaki lain狼 wkwkwk
Setelah si kampung tengah(Perut) aman akhirnya kami melanjutkan untuk packing dan segera melanjutkan perjalanan
Dalam proses packing barang saya kedatangan teman baru seekor KUPU-KUPU yg langsung hinggap ditanganku, kupu-kupu itu pergi bahkan saat tanganku ku gerakkan dia hanya bergeser, sesekali tangan jahilku mengganggunya tapi dia tetap tak ingin pergi kadang terbang dan hinggap dihidung mancungku kadang jg berpindah ke kepalaku yg keras kyk batu dan setelahnya berpindah lagi ketangan, mungkin dia suka padaku hahahaha dan tak ingin pergi maklum sayakan manis來
"Wehh liat sai ini kupu-kupu tidak mauna pergi ehhhhh, cantikna lagi" kataku pada lelaki jelek berkumis tipis yg bersamaku.
Ehhhhh dia cuma tersenyum sok manis sambil melanjutkan packingan
Setelah packing beberapa saat akhirnya selesai juga, kami bermaksud ingin melanjutkan perjalanan, dan kutinggalkan teman baruku dilembah tersebut dgn melambaikan tangan.
"Pergika dulu nah, nanti kesinija lagi" kataku pada si kupu-kupu sambil melambaikan tangan.



 Menuju gunung Lompobattang!

Naik, naik, kepuncak gunung tinggi, tinggi sekali syalalalalala apasaih來來來
Berjalan sambil bernyanyi dgn suara cempreng ku sudah menjadi kebiasaan buruk.
Setelah berjalan beberapa saat melewati tanjakan, turunan, dan tanjakan lagi, nampaklah beberapa edelweis yg lama kelamaan semakin banyak, super tanjakan terus yg kami dapat
Dimana salah satunya terpasang tali webing untuk melaluinya dan harus serba hati2, salah sediki maka kita akan jungkir balik diantara hamparan bebatuan yg menghuni.
Tak berselang lama kami berjalan melewati tanjakan akhirnya kami tiba pada pos 11 gunung Lompobattang, yahhh jalur lintas tersebut langsung tembus dipos11 gunung Lompobattang sungguh pemandangan yg luar biasa disna.
Saat itu kami sempat bertengkar lantaran si lelaki jelek itu secara tiba-tiba ingin segera kembali turun sja kelembah kharisma dikarenakan sumber mata air yg bahkan keberadaannya saja kami tidak tau dimana. Bahkan tranggulasi gunung Lompobattang saja kami tidak tau lokasinya berada disebelah mana karena kami sama-sama baru pertama kesana.
Kecewa karena rasa marah yg dia tunjukkan padaku karena kelelahan
"Ftomki cepat, sini kuftoki baru pulangki turun (Lembah kharisma)" katanya
"Masa mauki turun na belumpki sampai ditujuan!! Buat apaki jauh-jauh kesini kalo sampai disiniji, menyerah setelah berjuang sejauh ini?" Ketusku dengan wajah kecut menahan kejengkelan
"Ka smpaimki ini toh jadi ayomi turun, ka susah jg air disini tdk ditau bilng dimnaki mau ambil air" katanya lagi
"Mana sampai? Simbolnya saja blum didapat, makanya ayomi cariki dlu tranggulasinya, soal air sebentar dicariki sama-sama" kataku dengan wajah cemberut.
Kulihat wajahnya yg penuh kepasrahan seakan-akan dia adalah orang yang sangat putus asa, langsung saja aku kembali berjalan turun sambil mengoceh "ayomi pale turun maumi gelap jgnmi tinggal lama-lama disini kalau itu kimaui"  tiba-tiba langkahku semua cepat dgn tampil wajah yg sangat memprihatikan, dan lngsung saja dia mengejar dan langsung menarik tanganku dan berkata "Mauki kemana?" Dan dengan nada suara yg tersenduh dan sebuah air mata akupun menjawab "Pulang toh turun dilembah kharisma"
"Ihhhhh kukira mauki cariki tranggulasinya" katanya lagi
"Janganmki kukira capekki mau mamiki pulang turun, lagian tidak ada jg air disini toh" kataku dgn menghapus air mata (maklum saya itu cengeng)
"Ayomi iyyh, masa maumki pulang na blumpki sampai ditujuanta (ihhhh kata2ku tadi yg nacontek). soal air nantipih samaki pergi cariki toh dibilang" katanya seraya membujuk sang bidadari yg sedang merajuk wkwkwk
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan mencari simbol dari puncak gunung Lompobattang yaitu tranggulasinya.
Berjalan tunduk dgn wajahku yg masih cemberut karena kejengkelan tadi. Selang beberapa menit berjalan, dari kejauhan sana nampak samar-samar sebuah tugu berwarna putih yg tingginya tak sampai satu meter menurutku, akhirnya kami mendekati dan mendekati. Tiba-tiba ada suara teriakan seseorang disana, dengan rasa lega tujuan sudah didepan mata.
Setelah sampai didekat tranggulasi akhirnya kami meletakkan barang bawaan kami dan segera menuju tranggulasi dan menyapa orang yg kami dengar teriakannya tadi, dia hanya seorang diri dengan beberapa gigitan phacet dikakinya yg tidak memakai sepatu kami berkenalan dan menanyakan namanya, asalnya dari mana dan tendanya dia dirikan dimana? Dgn wajah kebingungan dia berkata bahwa dia tak tau namanya siapa dan tidak memiliki tenda, lalu kutatap seluruh tubuhnya yg menggigil menahan dingin dgn baju kaos lengan panjang yg sedikit basah dilengkapi sebuah tas kecil dan parang panjang, sungguh orang yg aneh dan membingungkan
Setelah beberapa saat akhirnya matahari akan segera menghilang berganti dengan sebuah pemandangan yg luar biasa indah yg kami sebut senja/sunset

Sementara kami menikmati sunset akhirnya orang tersebut pamit karena ingin menyalahkan bara api yg lokasinya tak jauh dari tranggulasi dimna Disana terdapat beberapa besi dari pemancar tua yg tak lagi berfungsi, setelah kami mengambil gambar dan sunset pun telah menghilang akhirnya kami pergi membuka carrier dan segera memasang tenda tak jauh dari lokasi orang aneh itu.
Setelah tenda terpasang, dgn air yg tinggal seadanya saja kami memanasi sebuah nasi kaleng kecil yg kami bawa Alhamdulillah cukup untuk kami minum juga, kami cukup-cukupin ajah

Sambil makan kami menceritakan orang aneh disana, kami berdua sama2 kebingungan dgn orang misterius ini! Nama saja tidak tau, pakaian hanya yg terpasang dibadan, tak pake spatu, tak ada tenda untuk camp, dll.
Setelah beberapa saat menceritakan orang ini kami memutuskan untuk pergi ketempat dimana dia berada dengan membawa beberapa bungkus roti dan makan padat yg ada, tak jauh dari tempat kami mendirikan tenda.
Disana dia sudah menyalakan api yg cukup besar untuk menghangatkan badan.
Kamipun Berbincang bincang dan menanyakan tentang asalnya sebenarnya dari mana, dan selama perjalanan dia makan apaan, lalu kemudian diapun mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam tas kecil salempang yg dia bawa dan berkata "iniji buah yg kuambil disekitar hutan baru ku kasi air"
perbincangan yg kurang seru dgn tenggorokan yg kering😁 kemudian berkatalah kami kepada orang itu
"Seandainya ada air bikinki kopi"
Dan orang itupun berkata "dibagian sana ada sebelum kuburan belok kiri cuma agak jauh iiii"
Karena mmng kita ini butuh air, akhirnya dengan rencana akan pergi kesana hanya saja tiba-tiba orang ini berkata "biarmi, sayamo yg pergi ambil air" akhirnya karena sy sendiri agak takut ditinggal sendirian akhirnya orang inilah yg pergi mengambil air dan kamipun memberikan sebuah jaket dan headlamp untuk penerangan yg bisa dia gunakan, tinggallah kami yg menjaga api yg sudah orang itu nyalakan agar tidak padam, dengan rasa penasaran tentang makanan yg membuatnya bertahan kamipun mengamatinya, sebuah botol dengan buah berwarna merah yg banyak dijumpai dihutan.... orang ini Sungguh petualang sejati, kataku dalam hati!
Setelah menunggu agak lama dengan rasa khawatir tentang orang ini akhirnya rasa mengantuk pun menyerangku, sebelum beranjak tidur kami sudah mendiskusikan agar memberikan salah satu sleeping bag (SB) yg kami punya agar orang ini bisa tidur dgn baik dan akhirnya sayapun beranjak tidur dan sijelek menunggu smpai orang ini datang.
Keesokan paginya kami terbangun dgn maksud ingin melihat sunrise dan mengecek keadaan orang ini tapi ketika kami terbangun kami dapati orang tersebut sudah tdk ada ditempat semalam.... Dengan SB, jaket, dan headlamp yg tergantung disudut besi tua!! Sungguh orang yang sangat misterius.
Setelah itu kami akhirnya mengambil beberapa gambar dipuncak gunung Lompobattang tersebut lalu kemudian kembali lagi ke gunung Bawakaraeng tanpa kendala apapun hingga kami sampai dirumh, Alhamdulillah







"Petualangan yg indah adalah petualangan yg didalamnya terdapat suka dan duka
Nikmati petulanganmu dan jadilah dirimu sendiri"
@AyuBachir

Selasa, 25 Juni 2019

Tak ada lagi ketenangan, kini hutan Pinus lembanna tak lebih dari sebuah Pasar malam

Lembanna adalah sebuah desa tepatnya berada dikaki gunung Bawakaraeng.
Mendengar kata gunung Bawakaraeng tentu tidak asing lagi, tak hanya pada kalangan para pendaki tapi bisa dikatakan oleh semua orang khususnya bagi mereka yg berdomisili di provinsi Sulawesi Selatan, bahkan dari Sabang sampai Merauke.
Desa ini adalah desa yg menjadi titik awal para pendaki saat ingin melakukan pendakian ke lembah Ramma' atau puncak gunung Bawakaraeng
Desa yang mendapat julukan kampung para petualang ini memiliki hutan Pinus yg sangat difavoritkan yg akrab disebut hutan Pinus lembanna.
Hutan Pinus desa lembanna sendiri adalah salah satu tempat yang sudah tak asing lagi ditelinga kalangan para pendaki
kenapa demikian??
Karena hutan pinus yg terdapat didesa lembanna ini dulunya adalah sebuah tempat peristirahatan untuk melepas lelah bagi para pendaki yg telah atau akan melakukan pendakian ke lembah ramma' ataupun puncak gunung Bawakaraeng.
Pasar malam di hutan Pinus desa lembanna?
Yahhhhhh mungkin itu adalah julukan yang cocok untuk menggambarkan kondisi hutan Pinus lembanna saat ini.
Dahulu hutan Pinus didesa lembanna ini menjadi primadona bagi para pendaki karena kedamaian, ketentraman, dan ketenangannya
Bahkan kebersihan yg selalu terjaga dengan baik!
Tapi apa yang terjadi sekarang?
Hutan Pinus desa lembanna ini seakan berubah drastis seiring berjalannya waktu, dimana tak ada kedamaian, ketentraman, dan kenyamanan yg bisa ditemukan disana lgi.
Tak jarang kita akan disambut oleh pemandangan yg tak sedap dipandang mata dimana bnyk sekali sampah yg tak dihiraukan.
Yg dulunya hanya suara jangkrik dan kodok yg mendendang ditelinga pada malam hari hingga kita terlelap, sekarang berubah menjadi suara teriak tarsan atau suara teriakan tidak jelas yg seakan-akan ber-adu keras yg tidak bisa memberikan kita kesempatan untuk terlelap bahkan semenit saja.
Yg dulunya ketika pagi hanya ada kicauan burung yg merdu disertai suara angin sepoi-sepoi yg menggoda
Kini hanya ada teriakan makhluk-makhluk astral yang saling menggoda
Lebih parahnya lagi akan ada pemandangan sampah yg entah sengaja atau lupa dibuang pada tempatnya. Kebanyakan hanya datang dan mengotori hanya karena eksistensi dan sebuah popularitas.

Itulah hutan Pinus desa lembanna saat ini.
Sebuah ketenangan yg terenggut dan berubah menjadi kenangan yg selalu dirindukan

"Banyak yg mengaku mencintai alam tapi kenyataannya itu hanya sebatas menikmati lalu mengotori, Jika kau tak mampu menjaga dan melestarikannya setidaknya jangan kotori"
Jagalah Semesta maka kau akan selamat,
Pattau iiii na naparakaiko, itu kata ayahku
@AyuBachir

Sabtu, 22 Juni 2019

Mobil terjun bebas dibawah riung gunung sebelum Pertamina malino dari arah lapangan Prayudha

Kronologis sementara kejadian
Korban bernama H amir mappa, mengendarai mobil grandmax,no polisi, DD 8853 OY, bersama dengan kedua anakx, mengarah dari arah sultan hasanudin,ke arah riung gunung,
Menurut info dari H sawala,
mobil tersebut di perkirakan tertekan gasnya (taccipiki).
Dalam keadaan panik menurut h sawala, si korban hilaf, gas yg di injak, di kira rem,
Sehingga, beliau berinisiatif membelokkan ke arah jalan waspada, tetapi mobil dalam keadaan laju, sehingga, kemudi tdk terkontrol lagi, akhirnya, mobil tersebut, terjun dari arah jalan waspada ke arah jalan a.mappatangka

info ini masih dalam pemantauan SAR bawakaraeng

Pendakian perdana menuju gunung Latimojong sang puncak Sulawesi

Gunung Latimojong adalah salah satu dari 7 puncak tertinggi diindonesia (Seven summits) gunung tertinggi di sulawesi ini termasuk salah satu puncak yg paling didambakan orang-orang

perkenalkan saya ayu, saya bersama rekan hidup saya si ardhy
Proses tracking gunung Latimojong

Kami adalah Pasangan pendaki yang melakukan pendakian ke gunung Latimojong untuk pertama kalinya, kami berasal dari salah satu kota pariwisata di kab gowa yaitu MALINO

Dengan bermodalkan tekad kami berangkat dari rumah pada hari Jum'at pagi dgn menggunakan sepeda motor matic menjelajahi jalan dengan bermodalkan sebuah aplikasi GPS untuk sampai kedesa tujuan di kab Enrekang yaitu desa latimojong kampung karangan
Meski beberapa kali tersesat karena ketidak tahuan jalan menuju kampung terakhir desa latimojong itu, yang dimana jalan antar penghubung antar desa tersebut sangatlah buruk, dengan curah hujan yg telah beberapa hari melanda membuat kendaraan kami tenggelam dan terjebak berkali-kali dalam jalanan dgn tanah yg becek dan berlumpur. Sungguh kasihan Motor bebek injeksi kesayanganku, dia berhadapan dengan jalur yg seharusnya bukan tempatnya, keep strong minionku (sebutan mtor matic kesayanganku)😘
Setelah berjam-jam menelusuri jalanan yg amat menjengkelkan tersebut akhirnya kami memutuskan untuk menginap disalah satu pos ronda dipinggir jalan karena sudah kelelahan
Menghadapi jalanan yg sama sekali tak ada mulus-mulusnya, dan akan melanjutkan ekspedisi jalanan rusak, becek, berlumpur itu keesokan harinya.
Setelah meluruskan barisan otot yg semalam bengkok-bengkok akibat jalanan yg super mulus itu (kalau diliat dari puncak Everest pake selang oksigen)😁😅
Akhirnya kami sampai pada siang hari (Hari itu hari sabtu yeeee) didesa karangan dan segera disambut oleh salah seorang pendaki asal makassar yg gagal melakukan tracking karena sebuah alasan (bukan seribu alasan)🤭🤭 setelah mengecek barang dan kondisi sikuda besiku akhirnya pendaki yg kami temui tadi mengajak kami untuk kesalah satu rumah orang yg cukup berpengaruh didesa karangan tersebut yaitu rumah bapak kepala dusun desa karangan.
Setelah beberapa lama bergosip eh bercerita dan mencari tau sedikit informasi tentang gunung Latimojong, akhirnya kami melanjutkan perjalan/pendakian (tracking) pada sore hari menuju sang puncak Sulawesi tersebut
Kami terhenti pada pos 2 pendakian gunung Latimojong karena hari sudah malam waktu itu dan kondisi fisik yang kelelahan akhirnya kami memutuskan melanjutkan pendakian keesokan harinya dgn camp dilokasi pos 2 tersebut yg dimana terdapat sumber air yg sangat dekat (air su dekat kaka)😁🤭😅lokasi camp disana terdapat batu besar yg berdiri kokoh (sekedar informasi)😅 dan kami mendirikan tenda disisi batu besar tersebut.
Pos 2 gunung Latimojong


    Cuaca gunung Latimojong saat itu tidak bersahabat dimana sang mentari sama sekali tidak menampakkan diri
Keesokan harinya kami melakukan pendakian menyelesaikan misi yg ingin kami tuntaskan.
Berjalan dan sesekali bercengkrama dengan pendaki lain yg kami temui disepanjang jalur adalah kebiasaan
Dengan informasi yg kami dapatkan dari kepala dusun kampung karangan dan beberapa pendaki yg sudah mengenal tempat ini salah satunya pendaki lokal yg berdomisili di kab Enrekang itu membuat kami penasaran seperti apa sang puncak Sulawesi ini
Hingga akhirnya Sampai disebuah tempat dimana kudapati banyak pendaki yg melakukan camp disna... Yahhhh itulah pos 5 gunung Latimojong
Tapi kami tidak ikut serta melakukan camp ditempat tersebut karena kami masih penasaran dengan kata pos 7, alun-alun / telaga.
Akhirnya tibalah kami dipos7 disna kami melihat kondisi sekitar merasakan arah perputaran angin gunung Latimojong ini... Tak lama selang waktu beberapa menit ada seorang pendaki lokal berjalan menuruni jalur pendakian yahhh kami berkenalan, namanya fajar dari kampung duri katanya, Dengan sedikit berbincang2 dan menanyakan informasi cuaca dan lokasi camp yg memadai serta menanyakan informasi jarak dan waktu tempuh menuju sang puncak
Disna sy penasaran dgn kata alun-alun dan telaga sontak saya pertanyakan lahhh tempat tersebut
Hari itu sudah sore hari akhirnya dgn rasa penasaran dan informasi yg sudah dikantongi dari si fajar akhirnya kami melanjutkan perjalanan dgn target alun-alun dan telaga.
Dengan waktu tempuh 20menit dari pos 7 akhirnya Sampailah di alun-alun gunung Latimojong dgn telaga yg airnya sangat jernih itu akhirnya kami memutuskan untuk camp ditempat tersebut yahhhh di alun-alun
Dan memutuskan untuk mencapai puncak keesokan harinya.
Alun-alun telaga gunung Latimojong
   Kebisingan angin menyambut pagiku hari itu dialun-alun gunung Latimojong tak ada mentari yg ada hanya kabut tebal yg menyelimuti keindahan telaga yg berada ditengah alun-alun
Dinginpun menggerogoti sesekali kuintip keluar tenda berharap sang mentari menampakkan wajah manisnya, tapi tidak aku tidak mendapatinya, sedikit bosan krn sigajah (sebutan untuk si ardhy) tidurnya terlalu nyenyak sampai tak sadar bahwa hari sudah siang, akhirnya akupun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi alun-alun.... Takjubku mengalahkan Dingin yg disuguhkan alam untukku, aku menikmatinya.... Indah sekali....
Tak lama gajahku sudah bangun dari ngorok panjangnya hihihiw, setelah menikmati segelas kopi dan sebatang rokoknya kami akhirnya melanjutkan perjalanan untuk sampai pada sang puncak, angin kencang menyambut perjalanan kami saat itu, sesekali tenang sesekali meraung-raung tak berarah ditambah dgn kabut yg membuatku serasa berada dikorea karena hidung dan mulut yg mengeluarkan asap akibat kedinginan
Sesekali sy saya mengeluarkan bahasa khas saya  "KELIHATANMI TUGU-NYA?"
Ehhhh kecolongan masih jauh ternyata, dan itu terjadi berulang-ulang
Sampai pada akhirnya perjalanan yg tidak sia-sia... Yah tranggulasi gunung Latimojong adalah lambang dari sebuah puncak spontan sayapun berteriak "YES... AKHIRNYA SUKSES"
Dan si ardhy senyum2 melihat ekspresi saya dan berkata 80%
  Yahhhh kesuksesan kami baru 80% nanti bakal real succes 100% klo sudah sampai dirumah
Tapi intinya bahagia lahhhh diantara ke sotta'kan kami berdua tidak tau jalan akhirnya sampai pada targetnya
Dannnnn.... saat itu kami memutuskan untuk melakukan camp ke-3 didekat tranggulasi puncak gunung Latimojong
Cukup banyak yg tak percaya bahwa kami melakukan camp ke-3 disana karena cuaca yang tidak mendukung, hujan dan badai angin yg cukup sangar membuat tak ada yg berani melakukan camp disana
Sebenarnya ini adalah situasi yg biasa menurutku karena diMALINO tempat kami tinggal juga memiliki cuaca yang lumayan dingin hanya saja badainya yg tak sama.
Keesokan harinya ditranggulasi gunung Latimojong kami bertemu dgn beberapa pendaki dari berbagai daerah mulai dari  Enrekang, jawa, palopo, palu, bone, sidrap,Makassar, dan gowa.




Foto bersama pendaki asal bone yg terabadikan 

Setelah,  akhirnya memutuskan untuk turun dari puncak gunung Latimojong pada siang hari dan selanjutnya pulang kerumah.

Alhamdulillah Sekarang sudah 100% sukses krn saya mengetik cerita ini dari sebuah kamar didalam rumah kecil yahhhh RUMAHKU

"Penjelajah alam memang tau banyak jalan kemanapun dia ingin pergi tapi penjelajah alam cuma tau satu jalan kemana dia harus kembali yaitu RUMAH"
@AyuBachir
Puncak gunung Latimojong

Menelusuri hutan gunung Bawakaraeng demi sebuah lembah : LEMBAH LOE

    Kali ini adalah perjalanan yg sejak beberapa bulan lalu sempat tertunda.
LEMBAH LOE adalah target utamaku, berawal dari rasa penasaran karena postingan-postingan teman-teman digrup dan beberapa postingan orang-orang diakun Facebook mereka membuat rasa penasaranku tentang lembah loe ini membludak😅 
Beberapa bulan lalu sempat gagal lewat jalur utama danau Tanralili didesa lengkese 
Dan kali ini kita akan melakukan lintas lewat jalur lembah ramma' menuju danau Tanralili dan lanjut menuju tujuan utama yaitu LEMBAH LOE
 Perjalanan kali ini Cuma mengandalkan informasi yg dibicarakan orang2 bahwa LEMBAH LOE berada dibagian atas danau tanralili dan harus melewati tanjakan2 dgn jarak tempuh kurang lebih 1 jam katanya
  Lanjut cerita.....😁😁😁😁
Saya berangkat pada sabtu sore dari desa lembanna kampungnya para petualang ( itu julukannya) dan sampai dilokasi camp pertama, saat itu sudah petang hari didanau lembah ramma'
Keesokan harinya adalah perjalanan yg sesungguhnya seperti biasanya karena keter-sottakan tidak tau jalur lembah ramma' menuju danau Tanralili dan akhirnya kitapun memutuskan untuk membuat jalur kita sendiri🤫
Bermodalkan handphone jadul dgn aplikasi maps offline dan tangan kosong untuk melewati hutan dgn semak2 yg merambat kemana-mana, kali ini berbeda, membuka jalur tanpa bantuan "PARANG" (orng makassar pasti tau)
Membuat ku sesekali tercolek-colek tajamnya semak berduri, entah itu diwajah atau bagian lengan yg tdk terlindungi.
Saat itu kita memutuskan mengambil jalan lurus menyusuri jurang dgn maksud menghemat waktu agar cepat sampai ditujuan
Dgn perjalanan yg bagiku tak seperti biasanya ini sungguh pengalaman yg berbeda😁
Langkah demi langkah kami menyusuri hutan gunung Bawakaraeng ini tiba-tiba terhenti dgn penampakan sebuah pohon yahhhhh pohon pisang yg buahnya sudah matang, kebetulan lapar juga😅
Bahagia akhirnya dapat pisang ditengah hutan yg ternyata isinya biji semua berwarna hitam
Lucu, heran dan akhirnya akupun tertawa keras dan meninggalkan pisangnya disana krn tdk bisa dikonsumsi krn tdk ada isi daging pisangnya. Jalan, jalan, dan jalan sesekali aku bergelantungan pada akar2 pohon yg menggantung seperti tarzan difilm2, sungguh perjalanan yg menyenangkan, tak lama kemudian lebatnya hutan mulai menipis, matahari mulai menerangi sisi hutan yg lama kelamaan habis dan berubah menjadi bukit dengan rumput dan pohon2 hijau yg kecil, tampak sebuah danau dan ini adalah danau pertama yg sy jumpai setelah danau lembah ramma' lokasinya tak jauh dari danau Tanralili hanya dipisahkan oleh sungai yg membentang.
Saat itu sy bergumam "DEKATMI" kataku.
Kenyataannya dekat kalo diliat, pas dijalani uhhhhhhh lumayan, saat itu kita memutuskan untuk menyusur sungai dan terjebak oleh 2 vising yg menurutku lumayang menantang.
Setelah perjuangan yg mendebarkan akhirnya semua dapat kami lalui dengan selamat
    Danau tanralili sudah didepan mata hanya harus melewat tebing tinggi dgn bebatuan yg licin lagi, ya sudah jalani saja, klo mau jalan mulus yah jgn kehutan.
 Siang hari didanau Tanralili "WOW KEREN" gumamku
Ini adalah kali pertama aku melihat danau Tanralili secara langsung, tampak beberapa orang yg memancing disna, beberapa tenda juga berdiri kokoh disekitar danau itu, kitapun memutuskan untuk istirahat sejenak dianak danau Tanralili
Dengan sedikit kebingungan dan mencari dimana jalur ke LEMBAH LOE karena belum pernah kesna, danau Tanralili sja baru pertama kali ini menginjakkan kaki disini, fikirku😬
 Akhirnya kita menemukan jalur naik dgn tanjakan bebatuan dgn terikat tali berwarna biru di ranting pohon sebagai tanda dan itu menjadi petunjuk kami😁 jalan saja terus cari sampai dapat, kataku
Jalan terus, terus, terus..... Sesekali terucap lembah loe ini dimana?? Bukan itu sanaeh😆
Hahahaaha lucu tdk tau lokasi dan jalur cuma mengandalkan keter-sottakan
1-2jam kita berjalan dan sudah melalui 2 danau lagi dan nampak didepan mata tebing tinggi yg menjulang.... Yah itulah pos 12-13 gunung Bawakaraeng menurutku
"Dimana ini lembah loe na tebingmi itu didepan ehhhh pos 13 itu diatas" kataku
"Kalo sampai diujung na ndk didapat lembah loe takkala kelembah kharisma mki ka dekatmi jg" lanjutku lagi
Jalan, jalan, dan jalan...... Samar-samar tampak rumput hijau ditanah yg datar lama-kelamaan semakin jelas, sebuah lembah yg menurutku sangat indah "YAH INIMI" sy pun berteriak kegirangan😁😁😁😁
Dan disitulah sy pun tau bahwa ternyata lembah yg pernah saya lihat dari pos13 adalah lembah loe dan sempat saya mengabadikan pemandangan hari itu, dari atas saja luar biasa indahnya dan aslinya lebih indah lagi😁😁😁😁
Sungguh keindahan yg hakiki, betul-betul surga dunia

"Alam ini sangatlah luas kita hanya bagian kecil darinya, petualangan bukan tentang pembuktian diri tapi petualangan adalah tentang penaklukan diri"
@AyuBachir